Keserakahan : Banyak penipuan perdagangan yang memanfaatkan keinginan untuk mendapatkan keuntungan besar dan cepat. Mereka mengiming-imingi calon korban dengan skema cepat kaya, sehingga mereka lebih rentan terhadap skema penipuan.
Takut ketinggalan (FOMO) : Penipu sering kali menciptakan rasa urgensi dengan mengklaim bahwa peluang investasi tersedia untuk waktu terbatas atau bahwa orang lain sudah mendapatkan keuntungan darinya. Hal ini memanfaatkan rasa takut kehilangan potensi keuntungan.
Kepercayaan : Penipu dapat melakukan apa saja untuk membangun kepercayaan. Mereka dapat menggunakan testimonial palsu, dukungan palsu dari selebriti atau pakar, atau bahkan membuat situs web dan dokumen yang meyakinkan agar tampak sah.
Bukti sosial : Penipu mungkin mengklaim bahwa banyak orang lain telah berinvestasi dan mendapat keuntungan, membuat calon korban merasa lebih nyaman ikut-ikutan.
Kurangnya pengetahuan : Banyak korban penipuan perdagangan tidak berpengalaman atau kurang pengetahuan tentang pasar keuangan. Penipu memanfaatkan hal ini dengan memberikan penjelasan sederhana yang tidak menyinggung risiko dan menjanjikan keuntungan mudah.