Harga TBS Naik, Namun Petani dan Toke Mengeluh, Sawit Trek
sawit--radarseluma.bacakoran.co
Koranradarseluma.net - Harga sawit yang semakin melonjak naik saat ini, tetap meninggalkan keluhan. Walaupun harga melonjak sampai-sampai Rp 2.780 di RAM di Desa Padang Pelasan Kecamatan Air Periukan, tak begitu berpengaruh besar bagi petani baik itu toke.
Pasalnya, saat ini buah sawit sedang mengalami trek sejak tahun 2023 lalu, puncaknya saat ini per 2 hektare petani hanya mendapatkan 500 kg, sedangkan disaat buah normal bisa mencapai 2 ton per 2 Minggu panen.
Disisi toke sawit, mereka juga mengeluhkan karena hasil yang dibeli kepada petani semakin sedikit, sedangkan harga terus naik. Karena hal tersebut toke terus mengeluh karena buah sawit yang dibeli terus berkurang setiap harinya.
Dikatakan Herwan salah seorang toke sawit di Seluma, saat ini sedang mengalami musim trek, sehingga tanaman sawit warga tidak menghasilkan banyak buah seperti biasanya. Musim trek kali ini sangat luar biasa karena produksi TBS merosot tajam.
" Sebenarnya bukan hanya petani yang merugi, toke pun juga sebaliknya. Harga sawit di tingkat RAM terus melejit. Sayang, tingginya harga tersebut tidak dinikmati sepenuhnya oleh petani, Harganya memang tinggi tapi produksi sedikit, jadinya sama saja,” pungkasnya.
Ia mengaku, kalau normal setiap harinya dirinya bisa mendapatkan 30 ton dari petani, namun sejak trek sawit ini untuk mendapatkan buah sebanyak 8 ton saja sangat sulit.
" Kalau normal membeli dari petani bisa capai 20 ton - 30 ton per hari, namun kini 8 ton sulit. Biasanya setiap hari bisa langsung ke pabrik untuk mengantar buah, kini terkadang hanya 2 hari sekali ke pabrik, menunggu muatan truk penuh" ungkapnya.