Wadai Barandam Dayak, Kue Tradisional yang Masih Tersaji dan Dilestarikan di Kalimantan
Wadai Barandam--
**Berita – Kuliner Tradisional**
Radarseluma.Disway.id - Di tengah perkembangan kuliner modern yang terus bermunculan, **Wadai Barandam**, salah satu kue tradisional khas Dayak, tetap menjadi hidangan yang bertahan dan digemari hingga kini. Kue manis berkuah gula ini masih mudah ditemukan pada berbagai acara adat, pasar tradisional, hingga festival budaya di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
BACA JUGA:Soal Replanting Sawit di Seluma, Warga Talang Tinggi Siap Didampingi ke Polda
BACA JUGA:Hutan Bukit Sanggul Diduga Mulai Dibabat, Dikaitkan dengan Aktivitas Tambang Emas
Wadai Barandam memiliki ciri khas berupa adonan tepung beras yang digoreng, lalu **direndam dalam kuah gula merah** bercampur pandan yang harum. Proses perendaman inilah yang membuat kue ini dinamakan *barandam*—yang berarti “direndam” dalam bahasa Banjar dan Dayak.
Menurut para pelaku UMKM lokal, permintaan Wadai Barandam justru meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama saat acara budaya seperti **Gawi Barasih**, pesta panen, hingga bulan Ramadan. Banyak generasi muda mulai belajar membuat kue ini sebagai bagian dari upaya pelestarian kuliner leluhur.
“Wadai Barandam bukan sekadar makanan. Ini bagian dari identitas kami,” ujar salah satu pengrajin kue tradisional di Palangka Raya. “Setiap gigitan mengingatkan kita pada cita rasa daerah dan tradisi keluarga.”
Meski sederhana, kue ini memiliki nilai budaya yang kuat. Selain sebagai camilan, Wadai Barandam juga sering disajikan dalam ritual tertentu karena dianggap melambangkan **kehangatan, kebersamaan, dan rezeki yang manis**.
