koranradarseluma.net - Tahun Baru Imlek identik dengan warna merah, petasan, dan barongsai. Lalu, bagaimana sejarah barongsai?
Barongsai, yang dikenal sebagai tarian pengusir roh jahat, sebenarnya memiliki hubungan erat dengan legenda monster Nian.
Dilansir dari China Highlights, menurut mitos Tiongkok kuno, Nian (? atau Nianshou ??) adalah monster mengerikan yang hidup di dasar laut atau hutan pegunungan. Tubuhnya sebesar gajah, dengan kepala menyerupai singa, tanduk besar, serta deretan gigi tajam yang mencuat.
Setiap awal musim semi, ketika persediaan makanan habis, Nian muncul di desa-desa untuk memangsa ternak, tanaman, hingga penduduk, terutama anak-anak.
Para penduduk hidup dalam ketakutan dan hanya mampu menaruh makanan di depan pintu untuk mengalihkan perhatian Nian dan berusaha memuaskannya. Namun, suatu hari seorang lelaki tua misterius muncul dan menawarkan bantuan.
Lelaki tersebut menghiasi rumah penduduk dengan kertas merah, menyalakan lilin, mengenakan pakaian serba merah, dan membuat suara ledakan dari bambu yang dibakar.
Hiasan merah melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan panjang umur, sementara petasan menjadi simbol perlindungan dari roh jahat.
Kostum barongsai yang menyerupai singa atau naga diyakini terinspirasi dari penampilan monster Nian. Kostum barongsai biasanya memiliki warna-warna cerah yang dihiasi bulu lembut serta kain berwarna perak atau emas mengilap.
Dalam penggunaannya, satu kostum barongsai umumnya dimainkan oleh dua orang. Barongsai atau (?? wushi) merupakan pertunjukan dengan pakaian atau topeng singa yang berasal dari Tiongkok.
Pertunjukan barongsai dilakukan untuk mengusir Nian agar tidak mengganggu masyarakat Tionghoa pada tahun baru.
Namun, legenda lain mengatakan barongsai berasal dari masa dinasti Tang (618-906 M) ketika seorang kaisar bermimpi melihat makhluk berwarna-warni menyerupai singa.
Setelah terbangun, dia memerintahkan menterinya untuk membuat tiruan dari makhluk yang dianggap akan mendatangkan keberuntungan tersebut. Dari sinilah asal mula singa keberuntungan yang kemudian dikenal sebagai barongsai.
Dengan demikian, sejarah barongsai lebih dari sekadar hiburan, melainkan menjadi warisan budaya yang terus hidup.
BACA JUGA:Kabar Duka, Ibunda Indra Bekti Meninggal Dunia
BACA JUGA:Ini Pesan Razman Arif Nasution yang Diduga Hasut Lolly untuk Tinggalkan Keluarga