Dampak Sawit Trek, Buruh Panen Ikut Menderita

Minggu 20 Oct 2024 - 17:42 WIB
Reporter : Eldo Fernando
Editor : Erlin Marfiansya

Koranradarseluma.net - Dampak dari turunnya produksi tandan buah sawit (TBS) atau trek yang dialami petani Seluma, berimbas ke sektor perekonomian.

Diketahui untuk kabupaten Seluma sendiri untuk perekenomian juga bergantung dari penghasilan dari bertani, seperti sektor perkebunan sawit, karet dan sebagian kopi.

Salah satu yang terdampak, buruh panen sawit yang mengandalkan pemasukan dari hasil timbangan sawit yang didapat. Untuk saat ini penghasilan sawit yang semakin merosot pastinya berdampak besar bagi perekenomian buruh panen.

Diungkapkan Julian Isnadi (40) salah seorang buruh panen di Kecamatan Seluma Barat, Dikatakannya panen dapat hasil 500 kg (2 hektare) sedangkan untuk upahnya berdasarkan timbangan, perkgnya dapat Rp 300.

" Kalau sawit ngetrek seperti ini, berangkat panen jam 8 pagi, jam 11 sudah selesai. Memang buah sawitnya nggak ada bahkan ada yang dua hektare hanya dapat 500 kg, sekarang ini memang sulit sejak mulai sawit alami trek" jelasnya.

Sementara itu, beralih ke sektor pasar kini pihak penjual juga mengeluhkan bahwa perekonomian sedang mengalami kemacetan, hal ini dijelaskan oleh Hidin (54) penjual kebutuhan pokok di Pasar Kamis, Tumbuan.

" Sudah 4 bulan pasar sangat sepi, biasanya setiap jam 8 pagi masih padat pembeli, namun kini jam 8 sudah sangat sepi. Kalau saya pernah bertanya karena sawit trek salah satu penyebabnya" jelas Hidin.

Dilanjutkannya, bahwa terjadi 4 bulan terakhir ini lebih banyak penjual dipasar dari pada pembeli, dirinya mengeluh berjualan saat kondisi saat ini tidak lagi mengharapkan untung besar, laku saja dirasa untung.

" Laku saja dirasa cup kalau untuk saat ini, istilahnya saat ini banyaklah penjual dari pada pembeli" tutupnya.

Kategori :

Terkait