Bumdes Lubuk Gilang, Jadi Penghasil Madu di Seluma

Minggu 13 Oct 2024 - 18:07 WIB
Reporter : Eldo Fernando
Editor : Erlin Marfiansya

Koranradarseluma.net - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Gilang Jaya yang berada di Desa Lubuk Gilang Kecamatan Air Periukan budidayakan lebah kelulut.

Lebah tanpa sengat ini sebenarnya tersebar sangat melimpah dan banyak dijumpai bersarang di areal perkebunan masyarakat di Kabupaten Seluma. Namun, selama ini keberadaannya belum dimanfaatkan oleh masyarakat dan pemerintah desa.

Potensi ini dimanfaatkan oleh Bumdes Gilang Jaya, karena sebagai desa yang masuk dalam kawasan penyangga hutan, tentunya budidaya ini dapat menambah penghasilan bagi masyarakat. Karena apabila dibudidayakan di desa-desa yang berbatasan dengan kawasan hutan hasil produksi, madunya sangat melimpah.

Hal ini diungkapkan Kepala Desa Lubuk Gilang, Achmad Zaenuri. Dijelaskannya bahwa desa ini merupakan salahsatu desa yang mengembangkan budidaya lebah yang memiliki sebutan gegelo/ kelulut/ klanceng.

“Pada awal tahun ini Bumdes memulai unit usaha ternak lebah madu gegelo atau kelulut. Melalui unit usaha ternak lebah madu, Bumdes Gilang Jaya terus berinovasi mengembangkan budidaya lebah,”ungkap Achmad Zaenuri. Bahkan saking potensialnya budidaya lebah jenis heterotrigona itama, Kades mengaku sudah mencoba mengembangkannya hingga ke desa tetangga, salah satunya dibudidayakan di Perumahan Pir Napal Jungur, Desa Napal Jungur, Kecamatan Lubuk Sandi.

Dengan dukungan kawasan hutan yang masih asri menjadikan produksi panen madu melimpah. Ini terbukti dengan adanya panen madu trigona itama di Napal Jungur beberapa waktu lalu, dalam satu kotak ada yang menghasilkan madu lebih hingga dari 1 liter.

"Tidak hanya itu, berkat keberhasilan membudidayakan ini, kita juga menggandeng pemuda dari sejumlah desa tetangga seperti dari Desa Talang Sebaris dan Desa Talang Giring untuk belajar mengelola dan memanfaatkan lebah madu,”jelas Achmad Zaenuri.

Untuk mempercepat proses pemasaran, ia juga mengaku memanfaatkan media sosial agar dapat menjangkau semua calon konsumen dari berbagai daerah. Hal ini terbukti dengan berhasilnya penjualan hasil madu dari Bumdes Gilang Jaya yang dikirim hingga ke luar pulau sumatera. "Kita ada beragam media sosial, sehingga permintaan madu itu datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan ada yang pesan madu dari Nusa Tenggara Barat," ungkap Achmad Zaenuri.

Achmad Zaenuri mengaku tidak khawatir kesulitan mengenai pemasaran, karena menurutnya, pasarnya masih sangat luas, bahkn produksi madunya belum mampu memenuhi kebutuhan pasar. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Bumdes Gilang Jaya terus berinovasi dan menggandeng desa desa tetangga yang berbatasan dengan hutan untuk bekerjasama dalam mengelola lebah madu.

"Kemarin kami ke Desa Cawang, Lubuk Sandi melakukan survey lokasi untuk budidaya lebah bersama warga setempat, sehingga kebutuhan pasaran terpenuhi,”imbuhnya.

Suksesnya budidaya lebah ini dibuktikan dengan reward yang diterima Desa Lubuk Gilang. Pada tahun 2024 ini, Desa Lubuk Gilang mendapatkan reward berapa uang tunai Rp10 juta dari Bank BRI. Karena, inovasi budidaya lebah desa lubuk gilang masuk sebagai 40 desa terbaik new desa brilant 2024.

Selain itu, dipertengahan tahun ini Desa Lubuk Gilang kedatangan mahasiswa dari universitas Bengkulu untuk melaksanakan program penguatan kapasitas kemahasiswaan (PPK orwawa) 2024 terkait lebah madu.

"Alhamdulillah ditahun ini kita menerima reward dari BRI atas inovasi yang kita lakukan, selain itu kita kedatangan mahasiswa UNIB yang akan mempelajari pemanfaatan lebah dan turunannya, kegiatannya berlangsung selama 5 bulan," sampainya. 

Kategori :

Terkait