Koranradarseluma.net - Pasca peristiwa ditemukannya 3 ekor bangkai kambing milik warga Desa Tanjung Kuaw, Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu yang diduga dimangsa oleh binatang buas.
Serta menindaklanjuti surat permohonan dari Kepala Desa Tanjung Kuaw. Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Bengkulu bersama tim dari lembaga konservasi satwa liar dari Wildlife Conversation Society (WCS) akhirnya memasang kerangkeng perangkap di Trans Bali Dusun II Desa Tanjung Kuaw.
Pemasangan kerangkeng jebak tersebut dilakukan pada Jumat (27/9) siang, sekitar Pukul 13.30 wib. Dengan didampingi oleh perangkat Desa Tanjung Kuaw beserta masyarakat setempat. Dalam pemasangan kerangkeng jebak tersebut, menggunakan umpan satu ekor ayam.
"Iya, hari ini kita melakukan pemasangan kerangkeng jebak di sekitar lokasi," sampai Plt Kepala Seksi BKSDA Wilayah II Bengkulu, Zainal Asikin saat dikonfirmasi Radar Seluma.
Kerangkeng Jebak tersebut dipasang di sekitar areal perkebunan kelapa sawit milik warga setempat. Yang berjarak kan sekitar kurang lebih 20 meter dari kandang kambing milik warga yang sebelumnya ternak kambing dan ayamnya menjadi sasaran binatang buas yang diduga macan akar (dahan).
Zainal juga mengatakan, jika pihaknya akan terus memantau perkembangannya. Yakni dengan kamera trap yang juga telah dipasang. Selain itu, tim WCS juga turut mensosialisasikan kepada masyarakat setempat. Yakni untuk membuat kandang Tiger Proof Enclosur (TPE) anti serangan harimau.
Dengan menambah kawat berduri yang pasang mengelilingi kandang dan atapnya. Sebagai upaya pencegahan dini terhadap serangan satwa liar yang dilindungi negara.
"Mudah-mudahan, dengan umpan ayam ini. Satwa liar yang sudah masuk ke area pemukiman warga dapat kita amankan. Untuk kedepannya akan terus kami pantau. Karena sudah kita pasang kamera trap di sekitar perangkap," tegas Zainal.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Kuaw, Heri Yulianto berharap, dengan telah dipasangnya perangkap harimau ini. Nantinya dapat meredam keresahan warganya. Supaya satwa liar yang dilindungi negara dapat dievakuasi ke tempat jauh dari pemukiman warganya.
"Alhamdulillah, petugas BKSDA bersama WCS tadi sudah merespon surat dari kami. Dengan memasang perangkap harimau. Agar warga kami sedikit mengurangi keresahan," tambah Heri.
Heri juga menambahkan, jika pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat. Untuk senantiasa waspada saat beraktifitas dikebun, maupun saat berjalan dimalam hari.
"Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. Baik saat dikebun, maupun ketika dijalan malam hari. Karena satwa liar yang sudah memakan kambing pada Selasa yang lalu, belum tahu wujudnya. Apakah Harimau Sumatera, Macan Dahan ataupun jenis Beruang Madu," pungkasnya