Bacoan Jemo Kito - Wakil Ketua (Waka) I DPRD Bengkulu Selatan, Juli Hartono,SE,MAP mendukung kelestarian nujuh likur atau malam ke 27 bulan Ramadhan 1445 Hijriah.
"Nujuh likur merupakan sebuah tradisi masyarakat Bengkulu Selatan yang sudah dilaksanakan secara turun temurun. Masyarakat membakar lunjuk atau lanjaran yang terbuat dari tempurung kelapa yang disusun meninggi sekitar 1,5 meter,"ungkap Juli Hartono.
Dikatakan Juli Hartono, acara malam Nujuh Likur ini memiliki makna sebagai wujud suka cita masyarakat di bulan Ramadhan dan menyambut datangnya hari kemenangan, Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal.
BACA JUGA:Gelar Razia Gabungan, Operasi Patuh Pajak, Satlantas Polres Seluma Amankan 13 Ranmor
BACA JUGA:PPPK Bisa 'Sekolahkan' SK, dengan Limit Rp200 Juta
"Kita Dewan mendukung pelestarian malam Nujuh Likur atau bakar saya karena teradisi ini tidak membebankan warga, terlebih batok kelapa masih muda digapai oleh masyarakat,"ucap Juli Hartono.
Ia mengakui mempertahankan tradisi ini, hendaknya pemerintah terlibat dalam menyelenggarakan bakar batok kelapa dengan harapan tradisi ini tidak puna dan warga masyarakat selalu antosias.
"Sangat perlu disemarakan tradisi Nujuh Likur dalam pelestarian budaya yang secara turun temurun ini,"pungkas Juli.