SUKARAJA - Petani lahan persawahan yang berada di Desa Sarimulyo, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma hingga saat ini belum kunjung normal, pasca mengalami kekeringan. Meski pada saat ini curah hujan sudah mulai kembali.
Seperti yang disampaikan oleh salah satu petani, Tulus Bagio mengatakan, meskipun pada saat ini curah hujan telah melanda. Namun air yang dihasilkan sungai dan bendungan belum mencukupi untuk mengaliri sawah. Lantaran air sungai dan bendungan hingga saat ini belum mengalami kenaikan. "Kami petani belum berani ada yang turun, karena air sungai belum naik. Sedangkan sungai Siabun ini kan sungai resapan. Jadi kalau kemarau seperti ini airnya kering," sampainya.
Dirinya juga mengatakan, jika kondisi air di sungai Siabun ini tergantung dengan curah hujan. Jika curah hujan tinggi membuat air sungai menjadi naik. Akibatnya lahan pertanian masih mengalami kekeringan dan tanah di sawah masih mengalami pecah-pecah, karena kekurangan pasokan air. Jika kondisi ini terus terjadi, membuat para petani memprediksi masa tanam kembali belum dapat dilakukan sampai dengan pergantian tahun. "Disini yang paling penting air, jika air tak kunjung datang ya kami belum berani turun. Ini sudah lima bulan lebih belum dilakukan penanaman," ujarnya.
Menurut petani, terdapat sekitar 200 hektar lahan persawahan yang berada di Desa Sarimulyo yang bergantung dengan pasokan air sungai. Hal tersebut membuat sejak lima bulan terakhir, hanya sekitar empat hektar saja lahan saja yang dapat panen dan sisanya puso atau gagal panen.(ctr)