Terus-terusan Abrasi, Warga Tebat Sibun Usul Pembuatan Bronjong
--
TEBAT SIBUN - Musibah bencana abrasi yang kerap menghantui pemukiman warga yang berada tepat di belakang dialiran sungai Talo Kecil. Yakni berada di Desa Tebat Sibun, Kecamatan Talo Kecil. Membuat Pemerintah Desa Tebat Sibun dan Pemerintah kabupaten (Pemkab) Seluma mengusulkan pembuatan bronjong kepada pihak Dinas Provinsi. Seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah Desa Tebat Sibun yang didampingi langsung oleh Wakil Bupati Seluma, Drs Gustianto. Telah mengajukan usulan pemasangan bronjong kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu. Serta Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII, pada Kamis (18 /1).
Seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Tebat Sibun, Wekadin Saputra. Ia mengatakan, jika pihaknya telah menemui pimpinan BWSS VII di Kota Bengkulu. Dari pertemuan tersebut, tampaknya baik dari Dinas PUPR Provinsi Bengkulu dan BWSS VII memberikan 'Sinyal' positif. Sehingga dalam waktu dekat Pemdes Tebat Sibun akan melengkapi berkas pendukung termasuk foto kondisi daerah yang tanahnya mengalami abrasi.
BACA JUGA:Musim Hujan, Jalan Longsor Belum Diperbaiki
Dimana nantinya, berkas tersebut akan diserahkan ke Dinas PUPR Kabupaten Seluma. Sebelum akhirnya diberikan rekom oleh Bupati Kabupaten Seluma, untuk diajukan ke BWSS VII. "Kita akan segera melengkapi semua kebutuhan administrasinya. Adanya bronjong sangat membantu agar abrasi tidak kembali melanda daerah kami," sampainya. Dimana, kondisi abrasi ini telah terjadi sejak empat tahun terakhir. Bahkan usulan untuk bronjong sudah diajukan juga sejak abrasi pertama kali terjadi. Terjadinya abrasi lantaran debit air sungai Talo Kecil yang mengikis pinggiran tanah disungai. Terutama pada saat terjadi hujan deras dalam kurun waktu yang cukup lama.
Bahkan, Desa ini juga kerap menjadi langganan banjir, sehingga jika tidak ada penanganan maka lambat laun jalan dan perumahan di desa juga akan menjadi korban abrasi. "Kalau banjir sudah jadi langganan desa ini. Jika tidak ada tindakan, maka lambat laun semuanya akan terkikis. Terlebih lagi cuaca ekstrem akhir akhir ini kerap melanda Seluma," ujarnya.
Dirinya juga menambahkan, bahwa awalnya bronjong akan dibuat menggunakan dana desa, namun nilai anggarannya ditaksir cukup besar sekitar Rp 800 juta, nilai tersebut hampir mendekati jumlah anggaran Dana Desa (DD) pertahunnya, sehingga mustahil dilakukan. Bronjong tersebut akan diusulkan setinggi 8 meter dan sepanjang 300 meter. Jika nantinya usulan resmi sudah diterima oleh PUPR Provinsi Bengkulu dan BWSS VII. Maka lokasi pemasangan bronjong akan disurvei dan diukur nilai pastinya. "Jika menggunakan anggaran DD tidak cukup. Karena biayanya besar, saat ini dampak dari abrasi sudah mengikis tanah kurang lebih 2 meter. Kami sangat berharap, agar usulan ini dapat segera direalisasikan secepatnya di tahun ini," pungkasnya.(ctr)